Minggu, 03 Oktober 2010

Malaisye 1930 yang melanda dunia


        Malaise 1930

Arti Malaise dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah keadaan yang serba sulit dan sama pula dengan yang dialami duni pada tahun 1930 dalam bidang ekonomi yaitu Depresi Besar atau zaman malaise adalah sebuah peristiwa menurunnya tingkat ekonomi secara dramatis di seluruh dunia yang mulai terjadi pada tahun 1929. Depresi dimulai dengan peristiwa Selasa Kelam, yaitu peristiwa jatuhnya bursa saham New York pada tanggal 24 Oktober dan mencapai puncak terparahnya pada 29 Oktober 1929,adanya over produksi tahun 1930. Depresi ini menghancurkan ekonomi baik negara industri maupun negara berkembang. Volume perdagangan internasional berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, turunnya daya beli, dan adanya penjualan saham secara masal sehingga mengakibatkan jatuhnya bursa saham.
Kota-kota besar diseluruh dunia terpukul, terutama kota yang pendapatannya bergantung pada industri berat. Kegiatan pembangunan gedung-gedung terhenti. Wilayah pedesaan yang hidup dari hasil pertanian juga tak luput terkena dampaknya karena harga produk pertanian turun 40 hingga 60 persen. Begitu pula dengan sektor primer lain seperti pertambangan dan perhutanan.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya Malaise
1.Perang Dunia I
Perang dunia  I bisa menjadi pendorong timbulnya Malise karena pada saat itu kondisi Negara-negara belum begitu stabil, sehingga menyebabkan Negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut, belum sepenuhnya dapat mengontrol sistem perekonomian negaranya,.
2.Sistem kapitalisme yang menimbulkan over produksi
Malaise juga terjadi akibat perekonomian kapitalisme Amerika Serikat yang mengandung resiko besar karena ketergantungan tinggi terhadap pasar. Disinilah sumber konyradiksi utama dari kapitalisme, pasar bebas menyebabkan setiap orang bebas melakuan ekspansi ekonomi,namun pasar akan memilih yang terbaik, dalam artian yang bermutu bagus dan memiliki harga murah. Bagi produsen berarti tingkat efrisiensi dan efektisitas harus tinggi sehingga bisa menekan harga sehingga setiap produsen berpacu untuk berproduksi, Karena terjadi produksi masal, maka biaya produksi semakin turun, sehingga melahirkan hokum ekonomi “Penawaran akan menciptakan  permintaan” (Supply Side Economy). Keaadaan ini menguntugkan konsumen ( pemakai barang) karena bisa memilih barang yang terbaik dari banyak produsen yang menciptakan barang.  Namun keadaan ini mewlahirkan over produksi karena terlalu banyak barang yang diproduksi namun permintaan tak sebanding dengan barang yang ditawarkan.
Dengan adanya over produksi mengakibatkan penurunan harga dan penyerapan tenaga kerja, karena tidak bekerja pengangguran menekan konsumsi barang yang menyebabkan bertambahnya lagi jumlah pengangguran., kemudian berdampak lagi pada siklus penurunan harga pendapatan mulai menghilang, menyebabkan meningkatnya kebutuhan dalam skala ekonomi yang berdampak pada penurunan gaji,pengurangan jam kerja dan sejenisnya.
Dengan demikian siklus penurunan ini terus berlanjut hingga sebagian populasi kehilangan pekerjaan mereka dan menyebabkan berkurangnya jumlah pendapatan nasional.
3.Jatuhnya bursa saham
Sebelum over produksi yang terjadi pada tahun 1930, pada tahun 1929 bursa saham di seluruh dunia mengalami kemunduran sehingga mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi global yang memberikan dampak pada kehidupan masyarakat Hindia Belanda. Kebalikan dari yang terjadi di Amerika pada tahun 1930, disini kegiatan produksi mengalami penurunan dan banyak kuli pabrik dan perkebunan harus mengalami kerugian karena pabrik dan perkebunan harus ditutup. Sehingga mengakibatkan banyaknya pengagguran.
Depresi ekonomi ini juga bermula ketika pada tahun 1925 dan 1927, The Fed menurunkan suku bunga, akibatnya jutaan warga AS berbondong-bondong meminjam uang dan para produsen pun banyak melakukan produksi. Banyak pula yang menginvestasikan dalam bentuk saham, harga-harga saham terus meningkat karena terlalu banyaknya orang yang ingin menginvestasikan uang pinjamannya dalam bentuk saham dan puncaknya terjadi 24 Oktober 1929. Ketika saat itu pasar menagalami kerugian 14 miliar dolar AS.
Beberapa cara mulai ditempuh oleh pimpina-pimpinan Bank dengan membeli saham-saham ungulan namun, semua itu tidak berhasil hingga terjadi penjualan saham secara masal, total kerugian meningkat mencapai 30 Milyar Dollar AS.
Runtuhnya bursa saham mengakibatkan banyaknya  bank gulung tikar, pada awal tahun 1930 sebanyak 60 bank gulung tikar, kemudian pada bulan November sebanyak 244 bank dan pada bulan Desember 344 Bank. Salah satu bank yang mengalami gulung tikar adalah Bank of the United States salah satu bank besar di Amerika Serikat dengan 450.0000 depositor. Bisa dibayangkan bank memiliki banyak depositor melalui investasi saham sehingga membuat saham banyak diminati orang dan terjadinya penjualan saham secara masal. Bank-bank tersebut juga mengalami kerugian karena penurunan suku bunga bank.
4.Jatuhnya standar emas
Jatuhnya bstandar emas mempertajam terjadinya krisis ekonomi dunia karena di Austria standar emas mulai diberhentikan dan pada tahun 1933 mulai berlaku di berbagai Negara karena satndar emas tidak dapat ditukarkan secara bebas dan standar emas tidak dapat mengatasi krisis pembayaran yang hebat.dan emas juga digunakan untuk membayar hutang selama perang.
Dampak  Malaise bagi Indonesia dan Negara-negara lainnya
1.Indonesia
Malaise juga berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia pada saat itu Indonesia masih dikuasai oleh Belanda. Di Indonesia terjadi kemerosotan ekonomi,jutaan orang meninggal akibat kelapran karena kehilangan pekerjaan, karena mengalami kerugian  seperti contohnya petani banyak memproduksi padi dan di Ekspor ke berbagai Negara termasuk Belanda namun karena terlalu banyaknya barang yang di produksi sehingga membuat konsumen berpikir untuk mencari yang terbaik, dann tidak semua produksi hasil petani tersebut yang diminati konsumen.    
 Namun semua itu dimanfaatkan Jepang karena sudah sejak lama sumber-sumber bahan di Indonesia berupa minyak,karet,bauksit,timah dan bahan-bahan starategis lainnya bernilai penting bagi Jepang, saat depresi tersebut mulai terasa di Indonesia, Jepang melakukan penembusan ekonomi secara damai. Dengan itu rakyat Indonesia mulai bersimpati kepada Jepang karena barang Jepang murah dikala banyak rakyat Indonesia kehilangan pekerjaanya.
2.Jerman
Negara-negara di Eropa terutama Jerman terkena dampak dari terjadinya Malaise karena Negara-negara di Eropa, menggunakan Capital Amerika (Modal Amerika) namun,karena adanya krisis dank arena kerugian yang diderita Amerika mencapai milyaran dollar, pinjaman itu terpaksa harus segera dikembalikan dan sebelumnya Jerman telah mengalami kerugian karena kalah dalam perang dunia I melawan Inggris sehingga kapal-kapal dagang Jerman harus diserahkan ke Inggris.dan semua Industri Jerman harus diserahkann ke Inggris itulah yang membuat keadaan ekonomi jerman menjadi sangat kacau.
3.Australia
Australia sangat bergantung pada Industri namun karena jatuhnya permintaan akibat adanya over produksi dan jatuhnya harga mengakibatkan upah buruh juga jatuh.Dampaknya lebih terasa pada tahun 1932 karena pengangguran mencapai titik tertinggi namun, kenaikan daging dan woll beberapa tahun kedepan mulai menstabilkan perekonomian Australia.
4.Amerika Latin
]Negara-negara di Amerika Latin pun terkena imbasnya karena Negara-negar di Amerka Latin banyak yang meminjam uang ke Bank dan menginvestasikan kedalam bentuk saham  
5.Inggris
Akibat perekonomian yang kacau di Jerman dan kekalahan Jerman di perang dunia sehingga memaksa Jerman untuk menyerahkan industrinya pada Inggris namun industry Jerman di Inggris lebih berkembang di bandingkan Industri Inggris.
6.Belanda
Sekitar tahun 1931-1937 Belanda tenggelam dalam Depresi yang berlarut-larut yang dikarenakan jatuhnya pasar saham di Amerika,masalah-masalah internal,kebijakan pemerintah,over produksi namun tidak dibarengi dengan konsumsi,dan turunnya harga emas dan depresi ini membuat politik Belanda tidak stabil dan semua dapat teratasi kembali saat harga emas kembali naik.

7.Brazilia
Akibat over produksi Brazilia yang dikenal sebagai penghasil kopi harus membakar kopinya di gerbong kereta api.
Malaise yang melanda dunia pada tahun 1930 ini melahirkan teori Developmentalisme, secara sederhana yaitu perekonomian tidak bisa semata-mata berjalan secara Inviseble hands, karena dapat berujung pada krisis. Untuk itu diperlukan pihak lain yaitu Negara. Setelah itu keluarlah New Deal yang dirancangkan oleh Presiden Roosevelt untuk mengatasi krisis yang terjadi tersebut.
Hal-hal yang dicoba dilakukan oleh Negara-negara dalam mengatasi Malaise
1.Nasionalisme Ekonomi
Nasionalisme lebih mendalam dengan adanya Malaisye tersebut walau dapat menimbulkan rintangan terhadap perdagangan Internasional, walaupun semua sulit namun Negara-negara berusaha untuk mencoba menanamkan Nasionalisme Ekonomi. Tarf-tarif di Amerika dinaikan cukup tinggi, dan Negara lain mengadakan pembalasan untuk melindungi industrinya.
Bahkan di Inggris yang bergantung pada perdagangan luar negeri diadakan juga tarif-tarif yang diterapkan sistem imperial preperance.Dengan tumbuhnya sikap nasionalis menyebabkaqn perdagangan bilateral pun terganggu.
Jika terjadi perdagangan dengan Negara lain akan dikenakan peraturan-peraturan seperti politik proteksi,dumping ,subsidi yang lebih agresif.
2.Berpikir  dalam melakukan tindakan sistem ekonomi
Dalam keadaad darurat tindakan cepat harus dilakukan berbagai Negara yaitu bantuan pemerintah untuk menolong pengangguran, melindungi industry-industri dalam negeri, mencegah terjadinya over produksi biasanya dengan kekuasaan pemerintah baik langsung maupun todak langsung.
Mengganti mekanisme standar emas yang tua untuk mempertahankan kurs valuta asing, Bank Sentral yang telah berkembang di beberapa Negara harus lebih ditingkatkan dan disempurnaqkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar