Nama : Raden Ningtias.Zulkarnaen
180310080016
Ilmu Sejarah
Tari Jaipong sebagai hasil Kebudayaan Sunda
Ada beberapa pengertian kebudayaan, seperti yang diunglapkan EB Taylor 1832-1917 Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat, sedangkan menurut Koentjaraningrat, 1923-1999 Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
Kebudayaan memiliki 7 unsur yaitu, Bahasa, Sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Indonesia merupakan Negara yang luas terdiri dari berbagaidaerah, dari Sabang sampai Merauke dan dari tiap-tiap daerah itu memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, kebudayaan tersebut merupakan ciri tiap suku bamgsa tersebut. Salah satu nya yaitu suku Sunda di Plau Jawa, suku Sunda merupakan salah satu suku besar di Indonesia. Berbagai kebudayaan yang dimiliki Suku Sunda pun bermacam-macam mulai dari kesenian, pakaian, tata cara pernikahan,makanan dan masih banyak lagi.
Contoh kesenian yang dimiliki budaya Sunda adalah tari-tarian, alat music, pertunjukan-pertunjukan, dan masih banyak lagi. Pakaian yang identik dengan suku sunda adalah Kebaya, tatacara pernikahan dalam suku Sunda yaitu dengan adanya tradisi Nyawer dan masih banyak lagi berbagai jenis kebudayaan yang dimiliki oleh suku Sunda.
Salah satu contoh kesenian yang terkenal dan dimiliki oleh budaya Sunda adalah Tari Jaipong. Tari Jaipong merupakan salah satu tari, perwujudan esensi, karakter, jiwa, gerak music dan lagu seni tradisional Sunda, Bentuk kesenian ini sebelumnya bersumber dari tari ketuk tilu (topeng, lengser, banjet), pencak silat, dan tari tayub. Pada awal keberadaanya tahun 1971 Gugm Gumira, sang pencipta, menamakan tari ini tari ketuk tilu namun seiring perkembangannya pada tahun 1978 tari ini dikenal dengan nama tari Jaipongan sehingga terjadi perubahan identitas.
Istilah Jaipong ini digunakan karena sengak (aklamasi para penabuh gamelan) ja-i-pong, sangat dominan. Cirimkhas tarian ini diantaranya geraknya dinamis, spontan, penuh impropisasi yang mudah dicerna lapisan masyarakat. Musik penggiring yang digunakan yaitu gamelan lengkap dan alat music lainnya yang dibuthkan sesuai dengan komposisi music dan koreografinya. Gamelan pengiring biasanya terdiri atas kendang, rebab, bonang (sepuluh pencu), bonang ricik (sepuluh pencuk bernada tinggi), saron I, saron II, peking, demung, kecrek, goong, bonang barung, ditambah seorang juru kawih dan seorang juru kalok.
Ciri khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau pesta pernikahan.
Jaipong yang tadinya bertahan dan tumbuh sebagai cirri khas hasil budaya Sunda kini mulai jarang ditemui karena biasanya orang-orang dalam acara pernikahan menampilkan Tari Jaipong namun di masa sekarang justru orang-orang lebih suka dan sering menampilkan pertunjukan dangdut dan goyang dangdut, bukan lagi tari tradisional, begitupun anak muda sekarang rasanya jarang sekali anak muda yang menyukai tari tradisional seperti Tari Jaipong. Anak-anak muda sekatang lebih menggandrungi tari modern (modern dance) seperti cheerleader yang diringi lagu-lagu barat atau lagu-lagu disko, hal itu berkembang akibat adanya globalisasi yang masuk ke Indonesia sehingga membuat rakyat Indonesia perlahan-lahan melupakan identitas asli mereka yaitu kebudayaan asli Indonesia.
Lama-kelamaan tidak menutup kemungkinan jika Tari Jaipong tidak terperhatikan bisa saja tari ini diambil dan diakui Negara lain seperti budaya-budaya lain yang sudah-sudah, sehingga bisa membuat Identitas Jaipong yang tadinya milik bamgsa Indonesia berubah menjadi milik Negara lain. Ketika hal itu sudah terjadi baru rakyat dan pemerintah rebut berbondong-bondong mengakui Jaipong sebagai identitas bangsa Indonesia.
Namun ditengah derasnya globalisasi, masih ada segelintir orang yang mau mempertahankan budaya asli Indonesia sebagai Identitas, contohnya Indra Lukman yang memiliki Studio tari Indra, Dewasa ini menumbhkan tari Sunda tidaklah gampang apalagi untuk mengharumkannya di luar negeri, namun studio tari Indra berhasil membawa tari Sunda sebagai bdaya Indonesia ke tingkat luar negeri. Studio yang dipimpinnya berhasil keluar sebagai juara pertama dalam acara Sisli international Cultre and Art festival ke-9 di Turki, 24-30 Jni 2008, selain itu berbagai perlombaan tingkat luar negeri telah diikuti. Hal itu menunjukan citra tari Sunda di mata dunia bernilai tinggi. Kita dapat melihat begitu banyak tempat latihan Jaipongan untuk anak kecil hingga orang dewasa misalnya di GSM JL.Merdeka Bandung,sanggar tari Indra,Sanggar Tari Jugala,dan lainnya.
Tari Jaipong diminati juga oleh orang asing,bahkan pemain asing PERSIB yang berasal dari Maroko,Reduane Barkoui setiap kali membobol gawang lawan,ia selalu menari Jaipongan,kita lihat warga Negara asing saja cinta terhadap budaya kita,bagaimana dengan kita?,Jawabannnya hanya ada pada diri kita sendiri?. Mampukah kita mempertahankan identitas yang dimiliki oleh kita, karena budaya merupakan identitas suatu bangsa.
Tugas ini dimuat juga dalam
http //www.ningtiaszulkarnaen.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
1989. Enisklopedi Nasional Indonesia jilid 7 PT Cipta Adi Pustaka : Jakarta
Edi S,Ekadjatti.1993.Kebudayaan Sunda.Pustaka Jaya : Bandung
Kompas 29 Mei 2003
Pikiran Rakyat,24 Agustus 2008
Pikiran Rakyat,November 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar